Skip to main content

Masjid Po Teumeureuhom


Masjid Po Teumeureuhom

Nama asli Po Teumeureuhom atau Cik Po Kandang yaitu: Sulthan Alaidin Ria’yat Syah yang merupakan salah seorang waliyullah dari keturunan Rasulullah yang bertemu pada cucu Rasulullah yaitu Hasan dan Husain. Beliau adalah putra raja Madat “Raja Pidie” yang menaklukkan Negeri Darul Kamal dan Kuta Alam dan sekarang berada dalam wilayah Kabupaten Aceh Besar, atau dalam sejarah lebih dikenal dengan nama “Sulthan Inayat Syah” putera Raja “Abdullah Malikul Mubin”, tertera pada batu nisan asal keturunannya yaitu Putri Sulthan Salatin Aladdin Ria’yat Syah jelas tertulis: "Siti Hur Binti Salatin Alaiddin Ria’yat Syah Ibnu Raja Madat Ibnu Abdullah Al-Malik Al-Mubin” Tulisan di nisan itu menunjukkan bahwa Salatin Alaiddin Ria’yat Syah adalah putra dari Raja Madat yang dalam sejarah dikenal dengan nama Inayat Syah. Dari keturunan beliaulah nantinya lahir raja-raja Aceh

Gambar: Papan Nama Komplek Makam Po Teumeureuhom

Di atas adalah Foto Papan Nama Komplek Makam Sulthan Alaiddin Riayat Syah. Beliau adalah salah seorang waliyullah yang bernama Sulthan Alaiddin Ria’yat Syah atau lebih dikenal Po Teumereuhom Daya atau Cik Po Kandang, Raja Negeri Daya Sulthan Alaidin Ri’ayat Syah adalah putera Raja Madat “Raja Pidie” yang menaklukkan Negeri Darul Kamal dan Kuta Alam dan sekarang berada dalam wilayah Kabupaten Aceh Besar, atau dalam sejarah lebih dikenal dengan nama “Sulthan Inayat Syah” putera Raja “Abdullah Malikul Mubin”, tertera pada batu nisan asal keturunannya yaitu Putri Sulthan Salatin Aladdin Ria’yat Syah jelas tertulis: "Siti Hur Binti Salatin Alaiddin Ria’yat Syah Ibnu Raja Madat Ibnu Abdullah Al-Malik Al-Mubin”. Tulisan di nisan itu menunjukkan bahwa Salatin Alaiddin Ria’yat Syah adalah putra dari Raja Madat yang dalam sejarah dikenal dengan nama Inayat Syah. Dari keturunan beliaulah nantinya lahir raja-raja Aceh.

Aceh Darussalam negerinya para raja yang hebat pada zamannya. Banyak kerajaan kecil yang berdiri di Aceh dan mencapai puncak kejayaannya. Salah satunya adalah kerajaan Lamno Jaya. Kerajaan yang berdiri pada tahun 1480 M ini dengan raja pertamanya Po Teumeureuhom. Makam beliau terletak di atas bukit di Lamno. Dari Banda Aceh untuk mencapai Lamno lebih kurang dua jam.

Gambar: Jalan Menuju Makam Po Teumereuhom

Di puncak Gureute, ada tempat persinggahan untuk sekadar memadangi lepas pantai dari atas ketinggian. Takjub itu sudah pasti, begitu besar keesaan Allah.  Sampai di Lamno, untuk menuju ke makam Poe Teumeureuhom selepas pasar Lamno ada persimpangan. Berbelok ke kiri untuk meneruskan perjalanan atau searah menuju ke bukit Lamno.  Komplek makam dijaga oleh seorang kakek. Kita bisa menanyakan sejarah raja Po Teumereuhom pada kakek itu.

Gambar Depan Makam Po Teumeruhom

Dalam komplek makam tersebut ada rangkang yang bisa digunakan untuk tempat istirahat dan juga disediakan musalla untuk shalat. Makamnya dipagar sehingga tidak boleh untuk dimasuki. Dari cerita kakek tersebut, selain makam Po Teumereuhom ada juga makam keluarganya dan ada juga pengikut setia beliau.

Makam Po Teumereuhom

Dalam Kitab Umdatul Iihab karangan Makhdum Juhani, terdapat teks berbunyi: 'Telah berkata Sulthan Alaidin Ria’yat Syah yaitu Po Teumereuhom Daya, bahwa asal usul keturunan bangsa Syarif dan Said dari Saidina Hasan dan Saidina Husain, cucu Rasullullah SAW. Asal keturunan kami raja-raja Aceh dari Syam, yang mula mula datang ke Aceh empat bersaudara yaitu:
1. Meurah Po He La Syahir Nuwi, mendirikan Negeri Peureulak
2. Meurah Jeumpa Syahir Tanwi, mendirikan Negeri Jeumpa
3. Meurah Pau Ling (Syahir Pau Li), mendirikan Negeri Po Li Sama Indra (Pidie)
4. Meurah Dau Li (Syahir Duli), mula-mula membuka Negeri Idra Purwa, Bandar Lamuri".

Bagi masyarakat Aceh pada umumnya dan masyarakat Lamno pada khususnya, beliau dikenal dengan sebutan "Po Teumereuhom" atau Sulthan Alaiddin Ria’yat Syah, asal keturunannya pada batu nisan Putri Sulthan Salatin Aladdin Ria’yat Syah terdapat tulisan: "Siti Hur Binti Salatin Alaiddin Ria’yat Syah Ibnu Raja Madat Ibnu Abdullah Al-Malik Al-Mubin”:Tulisan di nisan itu menunjukkan bahwa Salatin Alaiddin Ria’yat Syah adalah putra dari Raja Madat yang dalam sejarah dikenal dengan nama Inayat Syah. Dari keturunan beliaulah nantinya lahir raja-raja Aceh. Sultan Inayatsyah mempunyai tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan, yang laki-laki dalam sejarah yang nama-namanya adalah: (1). Sulthan Muzzafar Syah, mewarisi kerajaan Darul Kamal, (2). Sulthan Munawar Syah mewarisi kerajaan Meukuta Alam, (3). Sulthan Salatin Alaiddin Ria’yatsyah, menjadi Raja Negeri Kuala Raya (Radje Nagre Daye).


Gambar Depan Makam Po Teumerehom



Gambar Makam Po Teumeureuhom

Masjid Po Teumereuhom beralamat di Gampong Kemukiman Busu, dengan karakteristik yaitu: ID Masjid : 36811, Tipe : Masjid Jami', Luas Tanah : 8.000 m2. Status Tanah : Wakaf. Tahun Berdiri :1977. Jumlah Pengurus : 11. Jumlah Imam : 10. Jumlah khatib : 

Sultan Iskandar Muda yang memerintah Kerajaan Aceh Darussalam 1607–1636 banyak membangun mesjid sebagai wujud pembinaan persatuan umat. Kemanapun baginda pergi, tempat singgah yang baginda utamakan adalah mesjid. Di tempat inilah baginda memberikan wejangan dan menghimpun kekuatan untuk bermara ke medan perang atau untuk konsolidasi pertahanan di dalam negeri. Karena itu, dalam masa pemerintahan baginda, Kerajaan Aceh Darussalam dan daerah-daerah taklukannya berada dalam susana aman dan damai, makmur dan sejahtera, serta memiliki jati diri dan martabat. Itulah sebabnya dalam masyarakat berkembang ungkapan: “Si go geulangkah Po Teumeureuhom saboh meuseujid teudong”.





Gambar Arsitektur Lama Mesjid Po Teumerehom

Masjid Po Teumeureuhom dibangun kira-kira pada tahun 1621 M . Lokasinya di Gampong Reului Busu, Kec. Mutiara, Kab. Pidie, kira-kira 25 km arah ke selatan Kota Sigli, berbatasan dengan lahan sawah masyarakat tempatan. Dalam halaman yang sama, pada sisi sebelah Timur dan Selatan dilengkapi dengan sebuah dayah, tempat penduduk sekitar mempelajari pengetahuan agama Islam. Untuk tempat berwudhuk tersedia tempat wudhuk dan juga kolam. Penampilan fisik mesjid lama memperlihatkan gaya arsitektur lama, dindingnya dihiasi dengan ukiran kaligrafi. Di dekat mesjid terdapat bekas sebuah kolam, yang dipercayai masyarakat tempatan sebagai tempat gajah tunggangan baginda berkubang saat singgah di tempat itu.

Foto Arsitektur Baru Mesjid Po Teumeureuhom Tahun 2019 
(Dari Samping Depan)


Foto Arsitektur Baru Mesjid Po Teumeureuhom 
(Dari Samping Depan, nampak dari jauh)


Foto Arsitektur Mesjid Po Teumeurehom 2019
(Dari Dalam Sebelah Kanan)
Foto Mesjid Po Teumeureuhom dari dalam, 2019 (Bersama Imam Mesjid , Tokoh Masyakat dan beberapa jamaah Qari'ah Pengajian )

Foto Arsitektur Mesjid Po Teumeureuhom 2019 
(Foto dari dalam ketika berlangsung Pengajian )

Bagi masyarakat Kemukiman Busu, Mesjid Po Teumeureuhom berfungsi sebagai tempat ibadah dan balai pengajian. Karena itu mesjid ini ramai dikunjungi, terutama pada sore dan malam hari, oleh warga masyarakat yang menunaikan ibadah shalat dan mengikuti pengajian. Suasananya bertambah ramai pada hari-hari Jumat dan malam-malam bulan Ramadhan dengan jamaah Shalat Tarawih. Pada musim tanam, para petani memanfaatkan lingkungan sekitar mesjid sebagai tempat berteduh, karena terlindung dari sengatan terik matahari siang oleh rindangnya pohon-pohon kayu besar dan pohon kelapa yang tumbuh di sekitarnya.

Comments

Popular posts from this blog

Sulthan Alaiddin Ria’yat Syah @ Po Teumeureuhom

Sulthan Alaiddin Ria’yat Syah @ Po Teumeureuhom Pendahuuan Aceh negerinya para raja yang hebat pada zamannya. Banyak kerajaan yang berdiri di Aceh dan mencapai puncak kejayaannya. Salah satu nya adalah Kerajaan Lamno Jaya. Kerajaan yang berdiri pada tahun 1480 M dengan raja pertamanya Po T eumeureuhom. Makam beliau terletak di atas bukit di lamno. Perjalan Menuju Makam Po Teumereuhom Dari B anda A ceh untuk mencapai L amno lebih kurang dua jam, Kalau ngebut bisa kurang dari dua jam untuk sampai kesana. Sepanjang perjalanan akan di isi S dengan pemandangan-pemandangan yang menakjubkan. Dimulai dari pemandangan pantai L hok N ga. Pabrik S emen A ndalas dan bukit yang selalu berada di pinggir kita. Pertama-pertama kita akan melewati L hoknga. Kemudian ke L hong sampai ke jalan yang lurus dengan pemandangan bibir pantai yang membuat mata berbinar. Mulailah memasuki kawasan Aceh J aya. Jalan yang berliku-liku, mendaki dan turunan akan menanti di depan mata. Kawasan G unung...

Qanun Meukuta Alam al-Asyi Darussalam

QANUN MEUKUTA ALAM AL ASYI DARUSSALAM Sebuah translaterisi manuskrip dari Kerajaan Islam Bandar Aceh Darussalam telah ditemukan di Perpustakaan Universiti Kebangsaan Malaysia. Manuskrip ini merupakan 'Wasiat Sultan Aceh' kepada pemimpin-pemimpin Aceh pada 913 Hijriah pada tanggal 12 Rabi'ul Awwal hari Ahad bersamaan 23 Juli, 1507. Isi buku tersebut ialah sebuah kunci untuk rakyat yang disimpan oleh Raja-Raja Aceh terdahulu untuk generasi Aceh di masa yang akan datang, isi dalam buku tersebut hanyalah seuntaian wasiat sekaligus nasehat yang dipersembahkan kepada anak cucu generasi Aceh selanjutnya. Apa yang dilakukan oleh Rakyat Aceh dahulu dalam keseharian mereka sehingga Aceh punya hari yang indah nan gemilang. Satu hal yang perlu dicermati bersama adalah pada saat Kerajaan Aceh Bandar Darussalam berdiri, Sultan Ali Mughayat Syah mengistiharkan “The Aceh Code” atau "Pohon Kerajaan Aceh". "Aceh Code" ini merupakan 21 kewajiban yang harus dilaku...

Pembangunan Mesjid Poteumeureuhom dan Kegiatan Pengajian

Pembangunan Mesjid Poteumeureuhom dan Pengajian Masjid  Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Seiring dengan Pembangunan Mesjid yang terus dijalankan sedikit demi sedikit dengan sumbangan dana dari masyarakat muslim, Masjid Poteumeurehom, Kemukiman Busu sudah sejak lama  melangsungkan pengajian-pengajian, meskipun jadwalnya masih belum teratur, namun pengajian reguler setiap malam Selasa (dimulai selesai  sholat Isya) untuk kaum laki-laki dan setap hari Jumat (setelah sholat Jum'at) untuk kaum Perempuan sudah sejak lama dilaksanakan. Walaupun demikian, pengajian rutin di Mesjid direncanakan akan dibuat secara reguler nantinya  apabila keadaan keuangan untuk pengajian telah stabil. Untuk itu dimohon kepada semua pihak baik yang berdomisili di dalam maupun di luar negeri untuk terus menerus melaksanakan donasi baik untuk Pembangunan Masjid Poteumeureuhom maupun untuk sarana dan prasarana  dan kegiatan-kegiatan Pengajian. Adapun  Donasi untuk ...